Berkomunikasi di media sosial harus mengedepankan etika agar tak menimbulkan konflik dengan orang lain. Ada beberapa etika yang harus diperhatikan saat berkomunikasi di media sosial khususnya di masa pandemi ini, salah satunya adalah bagaimana kita menggunakan bahasa yang sesuai. Artinya, bagaimana etika kita ketika berkomunikasi dengan orang lain. Perhatikan baik-baik dengan siapa kita berkomunikasi. Jangan sampai kita menggunakan bahasa yang tidak sopan, sehingga menimbulkan kesalahpahaman.
Di samping itu, poin penting yang tak boleh dilupakan adalah informasi yang disebarkan harus berdasarkan referensi yang jelas agar tidak menimbulkan kesimpang-siuran informasi. Seperti saat ini di mana kabar bohong atau hoaks sangat marak beredar di media sosial yang rentan menimbulkan kegaduhan dan keresahan di masyarakat. Informasi yang dibagikan di medsos seharusnya jangan sampai memancing pertentangan, hal ini penting mengingat persepsi orang yang berbeda terhadap paparan informasi, maka kita juga harus memperhatikan hal ini supaya terhindar dari dampak negatif dari media sosial.
Dalam menggunakan media sosial ini, memang tidak ada kode etik tertulis yang mengatur para pengguna media sosial. Namun, masyarakat harus memahami adanya etika atau semacam panduan tidak tertulis agar kita tidak mudah terjebak dalam kasus pelanggaran Undang-Undang ITE. Kita juga harus mampu menahan diri agar tidak berkomentar sembarangan di media sosial.
Pikirkan dengan baik, jangan sampai komentar yang kita tulis hanya akan memperkeruh suasana saja dan tidak ada manfaatnya. Bijak menggunakan medsos, tentu akan banyak dampak positif yang didapatkan dan kita bisa memanfaatkan media sosial dengan lebih baik dan bermanfaat.
Penipuan
Esensi terpenting dalam usaha atau dagang adalah kejujuran dalam transaksi. Dalam banyak kasus transaksi secara online, penjual tidak transparan kepada konsumen. Dalam hal ini penjual tidak jujur terhadap kondisi barang, tidak memberikan hak kepada konsumen sepenuhnya atas produk yang telah dibeli. Hal ini tentu sangat mengecewakan bagi pihak konsumen, dan konsumen dapat melakukan pengembalian barang atau berujung pada complain konsumen yang berpengaruh pada rating toko (jika toko tersebut online).
Melakukan Tag Secara Acak
Selain spamming dalam bentuk komentar, seringkali para pelaku bisnis juga melakukan hal seperti men-tag calon konsumen secara acak. Melakukan tag memang membuat orang yang Anda tag menjadi melihat apa yang Anda jual. Namun, bukannya membeli mereka mungkin bisa saja menjadi merasa terganggu dan yang terjadi sebaliknya, yaitu mereka menghilangkan Anda dari daftar teman di sosial medianya. Tentunya Anda tidak ingin kehilangan calon pelanggan karena tindakan ini, bukan? Jika Anda ingin agar post Anda dilihat oleh calon konsumen, cobalah untuk menggunakan cara lain seperti fb ads, instagram ads, atau metode lainnya dibandingkan dengan cara ini.
Tidak Aktif dan Tidak Kreatif
agar tidak menyesal di masa depan, Salah satu syarat bisnis untuk berkembang adalah kreatifitas dan aktifitas yang dimiliki. Sebuah bisnis akan berkembang jika selalu ada inovasi yang dilakukan di dalamnya. Cobalah untuk terus kreatif dan aktif dalam bisnis Anda. Jika dalam media sosial, Anda harus menciptakan konten-konten yang menarik dan tidak monoton.